1. Tujuan
a) Mendeteksi keberadaan sinyal RF handphone
b) Mendeteksi radiasi level rendah.
222. Alat Dan Bahan
Komponen yang digunakan pada rangkaian yang disimulasikan diantaranya:
A. B. Alat
1. Power supply DC 9V
Power supply berfungsi sebagai sumber energi yang digunakan dalam simulasi ini sebesar 9V.
BC548 Pin Configuration
Pin Nomor | Nama Pin | Deskripsi |
1 | Collector | Arus mengalir melalui kolektor |
2 | Base | Mengontrol bias transistor |
3 | Emitter | Arus mengalir keluar melalui emitor |
BC548 Transistor Features
- Bi-Polar NPN Transistor
- DC Current Gain (hFE) is 800 maximum
- Continuous Collector current (IC) is 500mA
- Emitter Base Voltage (VBE) is 5V
- Base Current(IB) is 5mA maximum
- Available in To-92 Package
Nomor Pin | Nama Pin | Deskripsi |
1,5 | Offset Null Pins | Secara opsional digunakan untuk menghilangkan tegangan offset pada pin keluaran agar 0V sempurna saat keadaan mati. |
2 | Inverting Input (IN-) | Pin pembalik juga diberi tegangan tetap yang dibandingkan dengan (IN +) |
3 | Non-Inverting Input (IN+) | Pin Non-Pembalik dari komparator memberikan tegangan variabel untuk dibandingkan |
4 | Ground (VCC-) | Pin ini terhubung ke ground sistem (Tegangan negatif juga dapat digunakan) |
6 | Output | Ini adalah pin keluaran op-am |
7 | VCC+ | Berikan tegangan operasi untuk Op-Amp. Untuk CA3130 terserah + 16V |
8 | Strobe | Memungkinkan Anda untuk mematikan tahap keluaran |
CA3130 Specifications
- Op-amp coupled with MOSFET at output
- Wide power supply Range
- Singe supply – 5V to 16V
- Dual supply – ±2.5V to ±8V
- Input Terminal current: 1mA
- Maximum Output Voltage: 13.3V
- Maximum source current: 22mA
- Maximum sink current: 20mA
- Supply current: 10mA
- Common Mode Rejection Ration (CMRR): 80dB
3. Dasar Teori
a) IC CA3130 (Op-Amp)
CA3130 masuk ke dalam kategori Op-Amp atau Operational Amplifer, Op-Amp sendiri adalah sebuah komponen yang memiliki karakteristik ideal yang diperlukan untuk penguatan tegangan DC. Simpelnya bisa kita katakan Op-Amp adalah sebuah komponen yang memiliki karakteristik ideal yang diperlukan untuk penguatan tegangan DC.
Sebuah rangkaian Op-Amp memiliki dua input (masukan) yaitu satu Input Inverting dan satu Input Non-inverting serta memiliki satu Output (keluaran). Sebuah Op-Amp juga memiliki dua koneksi catu daya yaitu satu untuk catu daya positif dan satu lagi untuk catu daya negatif. Bentuk Simbol Op-Amp adalah Segitiga dengan garis-garis Input, Output dan Catu dayanya.
Secara umum, Operational Amplifier (Op-Amp) yang ideal memiliki karakteristik sebagai berikut :
- Penguatan Tegangan Open-loop atau Av = ∞ (tak terhingga)
- Tegangan Offset Keluaran (Output Offset Voltage) atau Voo = 0 (nol)
- Impedansi Masukan (Input Impedance) atau Zin= ∞ (tak terhingga)
- Impedansi Output (Output Impedance ) atau Zout = 0 (nol)
- Lebar Pita (Bandwidth) atau BW = ∞ (tak terhingga)
- Karakteristik tidak berubah dengan suhu
Pada dasarnya, kondisi Op-Amp ideal hanya merupakan teoritis dan hampir tidak mungkin dicapai dalam kondisi praktis. Namun produsen perangkat Op-Amp selalu berusaha untuk memproduksi Op-Amp yang mendekati kondisi idealnya ini. Oleh karena itu, sebuah Op-Amp yang baik adalah Op-Amp yang memiliki karakteristik yang hampir mendekati kondisi Op-Amp Ideal.
b) Transistor
Transistor adalah komponen elektronika semikonduktor yang memiliki 3 kaki elektroda, yaitu Basis (Dasar), Kolektor (Pengumpul) dan Emitor (Pemancar). Komponen ini berfungsi sebagai penguat, pemutus dan penyambung (switching), stabilitasi tegangan, modulasi sinyal dan masih banyak lagi fungsi lainnya. Selain itu, transistor juga dapat digunakan sebagai kran listrik sehingga dapat mengalirkan listrik dengan sangat akurat dan sumber listriknya.
Transistor sebenarnya berasal dari kata “transfer” yang berarti pemindahan dan “resistor” yang berarti penghambat. Dari kedua kata tersebut dapat kita simpulkan, pengertian Transistor adalah pemindahan atau peralihan bahan setengah penghantar menjadi suhu tertentu. Transistor pertama kali ditemukan pada tahun 1948 oleh William Shockley, John Barden dan W.H, Brattain. Tetapi, komponen ini mulai digunakan pada tahun 1958. Jenis Transistor terbagi menjadi 2, yaitu transistor tipe P-N-P dan transistor N-P-N.
c) Kapasitor
Kapasitor atau disebut juga dengan kondensator adalah komponen elektronika pasif yang dapat menyimpan energi atau muatan listrik dalam sementara waktu. Fungsi kapasitor (kondensator) di antaranya adalah dapat memilih gelombang radio pada rangkaian tuner, sebagai perata arus pada rectifier dan juga sebagai filter di dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya). Satuan nilai untuk kapasitor (kondensator) adalah Farad (F).
Rumus Kapasitas Kapasitor
Rumus Kapasitor Keping Sejajar (Udara)
Rumus Kapasitor Keping Sejajar (Medium)
Rumus Kapasitas Kapasitor Bentuk Bola
d) Buzzer
Pengertian Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran suara. Buzzer ini biasa dipakai pada sistem alarm. Juga bisa digunakan sebagai indikasi suara. Buzzer adalah komponen elektronika yang tergolong tranduser. Sederhananya buzzer mempunyai 2 buah kaki yaitu positive dan negative. Untuk menggunakannya secara sederhana kita bisa memberi tegangan positive dan negative 3 - 12V.
Cara Kerja Buzzer pada saat aliran listrik atau tegangan listrik yang mengalir ke rangkaian yang menggunakan piezoeletric tersebut. Piezo buzzer dapat bekerja dengan baik dalam menghasilkan frekwensi di kisaran 1 - 6 kHz hingga 100 kHz.
e) LED
LED atau singkatan dari light-emitting diode merupan alat yang mengeluarkan cahaya, dalam rangkaian ini kita menggunakannya sebagai indikator, apakah rangkaiannya berfungsi atau tidak.
f) Batery
Baterai (Battery) adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat Elektronik.
4. Percobaan
a) Prosedur Percobaan
1. Sambungkan NC(pin 8) IC ke Kapaisitor 47pF dan ujung lainnya ke offsetr null(pin 1) IC.
2. Kemudian sambungkan output (pin 6) IC ke Transistor.
3. Bagian collector transistor disambukan ke LED dan Buzzer yang terangkai dengan pararel.
4. Pada bagian emiter transistor disambungkan ke Resistor 1 K, Batery 9V, Resistor 2,2M, Kapasitor 220nF, Kapasitor 100uF secara seri, ujung dari Capasitor 100uF disambungkan ke rangkaian seri LED dan Buzzer.
5. Sambungkan Non-inverting input (pin 3) IC ke sambungan antar resistor 2,2 M dan Kapasitor 220 nF.
6. Sambungkan Inverting input (pin 2) IC ke sambungan antar kapasitor 220nF dan kapasitor 100uF.
7. Sambungkan resistor 100k dari sambungan antara Kapasitor 100uF dan Rangkaian seri buzzer-LED.
8. sambungkan Resistor 2,2 M dari output (pint 6) IC ke Inverting input (pin 2) IC.
9. Terakhir Sambungkan rangkaian antara Batery 9V dan Resistor 2,2 M ke V+(pin 7), serta V- (pin 4) ke sambungan antara Sambungan Pararel Buzzer-LED dan Resistor 100k.
b) Rangkaian Simulasi
i. Foto Rangkaian
ii. Prinsip Kerja
Ketika IC CA3130 mendeteksi adanya sinyal RF (Radio Frequency) dari HP, maka signal akan masuk melalui inverting input IC (pin 2) dan di proses. Kemudian arus akan keluar dari output IC (pin 6) dan menuju transistor, dan terus menuju ke LED dan Buzzer, menyebabkan Buzzer menghasilkan getaran(suara) dan menyalakan lampu LED.
iii. Video
5. Refrensi
1. syarif-projects.blogspot.com. (2017, 26 Oktober). Rangkaian Detektor Sinyal Handphone menggunakan IC CA3130. Diakses pada 6 Oktober 2020, dari https://syarif-projects.blogspot.com/2017/10/rangkaian-detektor-sinyal-handphone.html?m=1
0 komentar:
Posting Komentar